Minggu, 23 Januari 2011

landasan ilmu pemerintahan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Dari penyusun makalah ini pembaca di ajak untuk dapat memiliki kemampuan dan memahami tentang syistem pemerintahan Rasulullah saw. Dimana Rasulullah saw sebagai pemimpin agama dan Negara, juga sebagai Qadhi(hakim) dan sebagai seorang poitikus.

1. 2 Tujuan

Penyusun makalah ini bertujuan membantu mahasiswa agar dapat memahami dan menambah wawasan bagi para pembaca tentang system pemerintahan rasulullah saw, dimana rasulullah saw dengan akhlak-akhlak dan pergaulannya yang baik, sebagai pemimpin agama, Negara, sebagai Qadhi juga sebagai seorag politikus. Dapat kita peraktekkan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama, dan sebagai warga Negara.





BAB II

PEMBAHASAN

" SISTEM PEMERINTAHAN RASULULLAH SAW "

A. Meneladani sifat-sifat rasulullah SAW

Dari semenjak kecil rasulullah mempunyai budi pekerti yang baik.Contoh: pada waktu makan beliau hanya memakan yang di berikan padanya saja, tidak seperti kebanyakan anak-anak berebut apabila melihat makanan. Beliau juga selalu berlaku sopan dan tiada pernah berdusta, senantiasa jujur hormat kepada orang tua dan suka menolong orang yang dalam kesusahan, Dan meskipun di sekelilingnya banyak orang yang menyembah berhala, meminum arak, main judi dan melakukan pekerjaan yang keji-keji yang lainnya tetapi beliau tiada pernah sekalipun melakukan pekerjaan yang keji-keji itu, karna budi pekertinya yang baik penduduk mekah sangat sayang kepadanya. Dan memberinya gelar "AL-AMIN" artinya orang kepercayaan atau dapat di percaya setiap perkataannya.

" Sifat Rasulullah"

Mengenali sifat rasulullah saw menjadi sangat penting agar kita dapat menyadari siapa sebenarnya rasulullah saw kemudian berusaha mengikuti sifat dan perilaku yang di contohkan beliau. Misalnya, rasulullah memiliki sifat jaiz, yaitu Aradul basyariah (sifat-sifat sebagaiana manusia). Maksudya, rasulullah saw merupakan manusia biasa seperti kita semua. Perbedaanya, Allah swt memberikan wahyu untuk disampaikan kepada umat manusia.

Keyakinan tersebut sebenarya mengantarkan kita bahwa tidak ada alasan untuk menolak keteladanan rasulullah saw. Tidak ada alasan tidak mampu apalagi tidak mungkin, karena rasulullah saw juga memiliki tanggungan seperti layaknya manusia biasa. Nabi muhammad saw adalah seorang hamba dari hamba-hamba Allah swt yang lain. Oleh karena beliau seorang hamba, maka rasululah saw memiliki ciri yang sama dengan manusia yang lain. Rasulullah saw di lahirkan dan wafat, makan dan minum, mengalami sehat dan sakit, bekerja dan berdakwah, bahka juga tidur untuk melepas lelahnya, sama seperti manusia lainnya.

Dan beliau juga memiliki istri dan anak, bahkan beliau mendapat tambahan amanah yang lebih berat, yaitu mendidik manusia dan memimpin mereka. Kejalan yang lebih baik.

Dalam "( QS. Ibrahim : 14:11)

Artinya: "Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang dia kehendaki di antara hamba-hambanya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah.

Selain sifat Jaiz, Rasulullah saw juga memiliki empat sifat wajib, yaitu :

1. Shiddiq (benar)

Sebagai manusia yang di utus untuk membawa risalah kebenaran, Rasulullah memiliki sifat Siddiq sehingga apa yang di sampaikan dapat di terima dengan benar oleh manusia. Selain itu, karena sifat siddiq, Rasulullah saw tidak berbicara mengikuti hawa nafsunya. Beliau berkata yang benar dan bermanfaat saja.

Dalam ( QS. An-Najm : 53 : 3-4 )
Artinya: ' Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang di wahyukan (kepadanya)."

2. Amanah ( dapat di percaya )

Amanah secara umum berarti bertanggung jawab terhadap apa yang di bawanya menepati janji, melaksanaka perintah, menunaikan keadilan, memberikan hukum yang sesuai. Dalam hal ini, Rasulullah adalah manusia yang mendapat amanah dari Allah untuk menyampaikan firmannya kepada seluruh umat manusia.

3. Tabligh ( menyampaikan wahyu )

Kewajiban Rasulullah saw adalah menyampaikan perintah Allah kepada manusia, kemudian manusia berkewajiban pula menyampaikan risalah ini kepada siapa saja yang mau menerimanya.

Dalam ( QS. Al-Maidah : 5 : 67 )
Artinya: Hai Rasul, sampaikanlah apa yang di turunkan kepadamu dari tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan ( apa yang di perintahkan, berarti ) kamu tidak menyampaikan amanat-nya. Allah memelihara kamu dari ( gangguan ) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

4. Fathanah ( cerdas )

Kecerdasan rasulullah dapat di lihat atas pertanyaan para sahabat maupun orang lain, cara Rasulullah saw dalam menyelesaikan masalah atau dalam menyusun setrategi dakwah.

Sebagai nabi penutup, Rasulullah saw memiiki sifat-sifat dasar yang agung, di antaranya :

a. Terpelihara dari kesalahan ( Ishmah )

Oleh karena Rasulullah saw adalah manusia pilihan, maka beliau di lebihkan Allah SWT terpelihara dari kesalahan.

b. Komitmen ( Iltizam )

Rasulullah saw dan para sahabat selalu mencontohkan sikap untuk selalu komitmen terhadap islam, walaupun diterpa cobaan yang bertubi-tubi. Dengan adanya iltizam inilah, maka nilai-nilai islam akan slalu terpelihara. Tanpa iltizam, maka godaan setan dan gangguan orang kafir akan mudah menggoncangkan kita. Dan kita jadi mudah tergelincir karna kita tidak punya benteng iltizam .
Dalam ( QS. Al-Isra : 17 ; 74 )
Artinya : Dan kalau kami tidak memperkuat ( hati ) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka..

Rasulullah saw sangat tawadhu sehingga tidak tersentuh sedikitpun oleh kesombongan. Beliau tidak ingin orang berdiri menyambut kedatangannya dan beliau juga tidak menginginkan di istimewakan tempatnya.

Beliau juga adalah manusia yang sangat pemberani dan memiliki sifat patriotisme yang luar biasa. Sifat ini di tunjang dengan fisik. Tak sulit menemukan beliau dalam pertempuran, karna beliau selalu berada di posisi terdepan.

Beliau juga memiliki sifat kedermawanan, beliau memberi kepada siapapun yang meminta, Ibnu Abas ra berkata," Nabi saw adalah orang yang paling murah hati."

" Ahklak Dan pergaulan Rasulullah "

Rasulullah saw adalah seseorang yang pemberani, pengasih, pemurah, rendah hati, dan pemaaf serta dapat menyikapi kekerasan dan kekasaran orang lain. Apabila rasulullah bertemu dengan sahabat-sahabatnya dialah yang terlebih dahulu memberi salam dan berjabat tangan, apabila orang berlaku aniaya kepadanya selalu di maafkannya, selalu di hubungkannya silaturahmi apabila ada orang yang memutuskan perhubungan dengannya, dan di dengarkannya sungguh-sungguh orang yang sedang berbicara padanya, di muliakannya orang yang datang kepadanya, dan terkadang di bentangkannya selendang untuk di duduki, juga tiada pernah di julurkan kakinya kepada sahabat-sahabatnya waktu duduk di suatu majlis.

Dan Rasulullah saw selalu bermusyawarah dengan sahabat-sahabatnya untuk mengambil suatu keputusan yang mupakat dalam setiap persoalan. Dan suka sekali berkunjung kerumah sahabat-sahabatnya terutama apabila ada yang sedang sakit, meninggal dunia, dan turut serta mengantarkannya ke kubur. Rasulullah saw tidak pernah mengucapkan perkataan yang kotor, keji atau bersumpah palsu, apabila ada orang yang meminta pertolongan sedangkan pada waktu itu tidak ada apapun padanya selalu di suruhnya orang itu berhutang atas namanya. Rasulullah juga biasa bergurau tetapi tiada melewati batas kesopanan, dan beliau juga suka bergurau dengan anak-anak. Dan setiap pakaiannya sobek atau sandalnya yang putus selalu di jahit dengan tangannya sendiri. Dan tiada pernah rasulullah menyusahkan atau mencela ahli rumahnya (istri) tentang makanan dan minuman yang di suguhkan untuknya, apabila ada di makannya dan jika tidak ada beliau diam saja. Dan rasulullah juga suka sekali duduk dengan orang-orang miskin. Nabi bersabda :


"Artinya; Pandanglah orang yang lebih rendah dari padamu, jangan memandang orang yang lebih tinggi daripadamu, karna yang demikian itu lebih baik, agar kamu jangan memperkecil ni'mat karunia tuhan yang telah di anugrahkan kepadamu.(HR.Bukhari dan Muslim).

Di jelaskan : " Barang siapa suka bergaul bersama orang kaya, Allah swt akan menambah kecintaan dunia dan angan-angan kepadanya, dan barang siapa suka bergaul dengan orang fakir (miskin), Allah swt akan membuatkan untuknya rasa syukur dan rela dengan pembagian Allah s.w.t "

Rasulullah Sebagai Uswatun Hasanah

Setiap muslim tentunya punya cita-cita untuk hidup bahagia, sejahtera, aman sentosa, penuh dengan rahmat dan karunia Allah Swt ; baik dalam kehidupannya di dunia ini maupun kehidupannya di akherat kelak. Allah swt dzat yang maha pemurah dan maha pegasih telah memberi petunjuknya kepada umat manusia guna meraih apa yang di cita-citakan itu. Salah satunya adalah petunjuk wahyu yang dibawa lewat nabi dan rasulnya. Nabi Muhammad saw. Sebagai rasul utusannya. Disamping sebagai pembawa wahyu, juga telah dididik. Dan dilengkapi oleh allah swt dengan sifat-sifat keteladanan sehingga sekaligus menjadi " uswatun hasanah". Nabi bersabda:



Artinya: 'Tuhanku telah mendidikku, maka Dia telah menjadikan pendidikanku yang terbaik' ( HR AS-Sum ani Ibnu Mas' ud )

Oleh karna itu, bagi kita umat yang percaya teguh akan kebenaran petunjuk Allah swt. Pasti tidak akan ragu lagi untuk menjadikan Rasulullah ini sebagai uswatun hasanah, sebagai pemimpinnya, sebagai panutannya, sebagai idola dan sekaligus sebagai contoh teladan utama dalam kehidupannya sehari-hari. Baik kehidupan dalam bermasyarakat, berumah tangga, bernegara, bersosial, berahlak, maupun dalam beribadah kepada Allah swt.

Dalam : QS. Al-Ahzab : 21 Allah berfirman :

 Sungguh ada bagimu

 Dalam diri rasulullah

 Suri teladan yang baik

 Yaitu bagi siapa saja yang keadaannya
 Mengharap (rahmat) allah

 Dan (bahagia) pada hari akhir

 Dan ingat kepada Allah

 Dengan (ingat) yang banyak

: Kemudian dalam QS. Al-Hasyr : 7 Allah berfirman :

 Dan apa-apa yang di berikan kepadamu
 Oleh rasulullah

 Maka terimalah dia

 Dan apa-apa yang di larang bagimu
 Maka tinggalkanlah

 Dan bertakwalah kepada Alah

 Sesungguhnya Allah

 Sangat keras siksanya

Oleh karena itu, kita harus percaya akan kebenaran petunjuk Allah, untuk menjadikan Rasulullah ini sebagai uswatun hasanah, untuk ini kita harus mengetahui dan memahami sifat-sifat kepribadian Rasulullah saw, sejarah perjuangannya dan segala hal yang bersangkut paut dengan ahlak Rasulullah saw. Bagaimana kita akan bisa menjadikan Rasullah sebagai uswatun hasanah kalau kita sendiri belum tahu pribadi Rasulullah ?

Maka dari itu kita perlu mempelajari sunah-sunah (tingkah laku) rasulullah saw, agar dalam diri kita tertanam rasa cinta kepada Rasulullah saw .Nabi bersabda :



Artinya: " Didiklah anak-anakmu dengan tiga perkara. Mencintai nabimu, mencintai keluarga nabi, dan membaca Al-Qur an''(HR. At-Thobroni)

Sebagai wujud nyata tekad kita untuk menjadikan Rasulullah sebagai uswatun hasanah dan sekaligus sebagai bukti rasa cinta kita kepada Allah dan Rasulnya, sebagaimana di sebutkan dalam QS. Al-Hasyr : 7 diatas, kita mesti akan mematuhi segala apa yang di ajarkan Rasulullah saw.
" Nabi bersabda :


" Artinya : Barang siapa enggan mengikuti jejak sunnahku maka tiadalah
ia termasuk golonganku. ( HR. Muslim )

Oleh karena itu segala petunjuknya kita ikuti dan segala yang di cegahnya kita jauhi, agar tercipta masyarakat yag beriman dan bertakwa yang tentram dan damai, sejahtera lahir dan batin.

B. RASULULLAH SEBAGAI PEMIMPIN AGAMA SEKALIGUS PEMIMPIN NEGARA

Keadaan di tanah arab pada masa itu sangat buruk peradabannya, di lingkungan ka'bah terdapat tiga ratus enam puluh patung (berhala) yang disembah orang arab pada waktu itu. Dan perbuatan yang keji-keji dan kejam banyak di lakukan orang seperti suka berzina, main judi, minum arak, membunuh anak karna takut miskin, menanam anak perempuan hidup-hidup karna takut malu, dan banyak terjadi perampokan, saling bunuh membunuh untuk merebutkan kekuasaan dan lain sebagainya. Banyak orang yang teraniaya pada masa itu karna tiada mendapat keadilan. Dan mereka sangat mengharapkan datangnya seorang pemimpin yang adil dan bijaksna di alam semesta ini.

Hidup memang samudra masalah, banyak kesulitan melanda. Namun, manusia beruntung sebab Allah swt maha-adil, Allah swt membuatnya mudah, yaitu dengan mengutus Rasul-Rasulnya.
Sebagai firmannya dalam Al-Qur"an surat Al-Anbiya : 21 : ayat 107.

Artinya : " Dan tidaklah kami utus engkau ( Muhammad ) kecuali sebagai rahmat bagi sekalian alam.

RAsulullah adalah seorang nabi dan rasul, yang di utus allah swt sebagai pemimpin agama dan sekaligus pemimpin Negara di tanah arab pada masa itu, sebagai Nabi dan rasul tentu setiap perkaataannya sesuai dengan perbuatanya dan sebagai pemimpin tentu bersikap adil dan bijaksana dan terbebas dari KKN .Karna setiap pemimpin mempunyai tanggung jawab yang amat besar di setiap perkataan dan perbuatannya. Dan Allah swt sangat membenci seorang pemimpin yang bersikap curang. " Nabi Bersabda :


"Artinya : Di mana seorang hamba Allah yang di serahi memimpin rakyat oleh allah kemudian orang itu mati, dalam berbuat khianat terhadap rakyatnya, maka pasti allah haramkan ia masuk syurga. ( HR. Muslim )

" EMPAT POKOK KEBIJAKSANAAN RASULULLAH SAW
SEBAGAI PEMIMPIN AGAMA DAN NEGARA"

Sebagai pemimpin agama dan negara, ada empat pokok kebijaksanaan yang di miliki dan di laksanakan dengan berhasil oleh rasulullah saw, ke empat pokok kebijaksanaan itu ialah :

1.BERSIKAP LEMAH LEMBUT TERHADAP PARA PENGIKUTNYA
2. LAPANG DADA DAN SUKA MEMAAFKAN
3. BERSIKAP DEMOKRATIS DAN BERMUSYAWARAH
4. MELAKUKAN HASIL KEPUTUSAN MUSYAWARAH DENGAN
PENUH TAWAKAL KEPADA ALLAH SWT.

Hal ini tercantum dalam QS. Ali Imron : 159 Allah berpirman : = maka di sebabkan adanya rahmat

= dari Allah

= kamu berlaku lemah lembut kepada mereka

= Dan sekiranya kamu bersikap keras

= ( serta ) berhati kasar

= tentulah mereka menjauhkan diri

= dari sekelilingmu

= maka maafkanlah mereka

= dan mohonkanlah ampun bagi mereka

= dan bermusyawarahlah denga mereka

= dalam urusan itu

= kemudian jika kamu sudah membulatkan tekat

= maka bertawakallah kepada Allah

= sesungguhnya Allah

= menyukai orang-orang yang bertawakal.

Inilah keempat pokok kebijaksanaan rasulullah yang perlu kita jadikan prinsip didalam membina dan membangun masyarakat yang aman sentosa, sejahtera lahir dan batin. Salah satunya adalah prinsip musyawarah dalam mengambil suatu keputusan untuk kpentingan bersama. Musyawarah atau bertukar pikiran di maksudkan untuk mempertemukan berbagai pendapat dari setiap anggota mayarakat, sehingga dapat menemukan pendapat yang lebih baik dan di setujui bersama. Dengan persetujuan bersama ini maka akan bisa di hindari terjadinya perpecahan yang justru akan memperlemah mayarakat itu sendiri.

Tegasnya Islam mengajarkan kepada kita umat yang beriman untuk mengutamakan dan menegakkan azas musyawarah untuk di sepakati dalam mengambil keputusan yang menyangkut masalah-masalah bersama. karna Islam tidak membenarkan adanya sikap main paksa ataupun otoriter dari pihak penguasa, pihak mayoritas (umum) maupun pihak yang kuat. Dan prinsip musyawarah ini dikembangkan sejak tingkatan yang paling bawah sampai paling atas, seperti dari keluarga, RT, RW, di sekolah, sampai DPR, MPR, dan lain sebagainya.

" Allah swt. Berpirman :






Artinya : " Dan (kenikmatan hidup bagi) orang-orang yang menerima
( Mematuhi ) seruan tuhannya dan mendirikan sholat, sedang urusan mereka (Diputuskan ) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rizki yang kami berikan kepada mereka'. ( QS. Asy-Syuura : 38 ).

Sebagai pemimpin agama dan negara, Rasulullah Saw adalah seorang pemimpin yang tidak di ragukan lagi keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT. Oleh sebab itu siapa saja yang kedepannya menjadi seorang pemimpin haruslah di dalam hatinya tertanam keimanan dan ketakwaan kepada allah swt, sebagaimana junjungan kita nabi muhamad saw.

Dalam QS. At-Taubah : 23 Allah bepirman :

= wahai orang- orang yang beriman

= janganlah kamu mengambil

= bapa-bapamu dan saudra-saudaramu
menjadi pemimpin

= jika mereka lebih mengutamakan
kekafiran atas keimanan
= dan barang siapa diantarakamu
yang menjadikan mereka pemimpin
= maka mereka itulah

= orang-orang yang dzalim

Kemudian dalam "QS. Al-Maidah : 57 Allah berfirman :

= wahai orang-orang beriman

= janganlah kamu mengambil

= orang-orang yang menjadikan agamu

= sebuah ejekan dan permainan

= yaitu di antara orang-orang yang telah di beri kitab

= dari sebelum kamu

= dan orang-orang kafir

= (kamu ambil) sebagai pemimpin

= dan bertakwalah kamu kepada allah

= jika kamu benar-benar orang yang beriman

Maka buat orang-orang beriman, Faktor keimanan dan ketakwaanlah yang di jadikan pokok pilihan dalam memilih dan mengangkat pemimpin, tidak ada faktor-faktor lainnya, baik itu faktor hubungan kekerabatan, kekeluargaan, kebangsawanan, kekayaan, dan lain sebagainya. Sungguh hanya orang-orang munafiklah yang tidak mau mengikuti petunjuk Allah swt yang demikian itu. Sebagaimana Firman Allah SWT :




Artinya : " kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih. Yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin." ( QS. An-Nisa : 138-139 )

Termasuk menyerahkan kepemimpinan kepada orang kafir bila kita memasukkan anak kita kelembaga-lembaga pendidikan yang di kelola oleh yayasan mereka. Karna memang sekolah yang mereka kelola itu, bertujuan pula untuk menggiring anak-anak orang islam agar murtad dari islam dan mengikuti apa-apa yang dia lakukan yang pastinya bertentangan dengan akidah akhlak yang di ajarkan raulullah saw..Bukankah sudah banyak orang tua islam yang berbeda agama / pendapat dengan anaknya gara-gara sekolah di yayaan mereka. Anehnya banyak orang islam yang justru bangga bila bisa menyekolahkan anaknya kepada sekolah-sekolah semacam ini. Mereka tidak sadar, bahwa kebanggaan yang hanya sesaat ini akan menjadi bumerang yang membawa penyesalan selama-lamanya, sejak dunia sampai akhirat kelak.
Nabi saw bersabda :




Artinya: " Tiada seorang anakpun di lahirkan kecuali ia di lahirkan menepati fitrah (suci) Maka Kedua orang tuanyalah yang menyebabkan dia menjadi yahudi, nasrani,atau majusi. " ( HR. Bukhari ).

C. RASULULLAH SEBAGAI QADHI ( HAKUM )

Sebagai seorang qadhi (hakim) rasulullah saw memberi suri tauladan yang baik (uswatun hasanah). Dalam kehidupannya, rasulullah saw senantiasa melakukan terlebih dahulu apa yang di perintahkan kepada orang lain. Keteladanan ini sangat penting karena sehebat apapun yang kita katakan tidak akan berharga kecuali kalau perbuatan kita seimbang dengan kata-kata.

Rasulullah tidak menyuruh atau melarang orang lain sebelum menyuruh dan melarang dirinya sendiri. Setiap perkataan dan perbuatannya amat serasi sehingga setiap kata-kata di yakini kebenarannya. Efeknya beliau mempunyai kekuatan yang dahsyad sebagai qadhi (hakim) dalam melaksanakan keadilan kepada orang lain. Dalam al-Qur'an, Allah Swt berfirman, " amat besar kebencian Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.. ( QS. Ash-Shaf : 61: 3 ) .

KEADILAN RASULULLAH SEBAGAI QADHI (HAKIM)
Adil artinya : menempatkan sesuatu pada tempatnya, lawan dari adil adalah zalim. Dengan kata lain Qadhi yang adil adalah bebas dari kezaliman terhadap siapapun. Dengan bersikap adil maka tadak akan ada yang merasa teraniaya.

Setiap orang akan merasa aman karena tidak ada haknya yang terambil, tidak ada yang sakit hati, tak ada yang di curi, di zalimi, di perdaya, di benci dan di dendami. Sungguh akan menciptakan suasana kerja yang tentram, nyaman, dan membahagiakan.

Langkah awalnya tekad untuk selalu adil dan hidup terhormat, tanpa mau ternodai setitikpun oleh kezaliman. Semua itu tersirat dalam al-qur'an dan sunnah. Lalu di rumuskan bersama kejujuran dan berpihak kepada tegaknya keadilan. Sehigga menjadi kesepakatan bersama yang di rasakan bisa menjamin terpenuhinya hak dan kewajiban seseoarang.

Dalam QS. An-Nisa' : 135 Allah berfirman :

= wahai orang-orang yang beriman

= jadilah kamu orang yang benar-benar menegakkan
terhadap keadilan

= menjadi saksi karena Allah

= walaupun terhadap dirimu sediri

= atau bapak-bapak dan kaum kerabat

= jika ia kaya maupun miskin

= maka Allah lebih utama terhadap keduanya

= maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu

= karena manyimpang dari keadilan

= dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata)

= atau menolak ( menjadi saksi)

= maka sesungguhnya allah

= adalah terhadap yang kamu kerjakan

= maha mengetahui.

Masalah keadilan dan kebenaran adalah merupakan masalah yang vital bagi kejayaan suatu masyarakat, tanpa keduanya suatu masyarakat tidak mungkin bisa tegak sentosa. Oleh sebab itu, tepat sekali bila al-Qur'an dalam ayat di atas memerintahkan kepada setiap orang yang beriman untuk menjadi manusia-manusia penegak kebenaran, kejujuran dan keadilan. Sikap yang demikian haruslah benar-benar menjadi sikap mental setiap mukmin, walaupun hal itu mungkin akan bertentangan dengan orang tua maupun kerabat dekat. Dan anganlah perasaan cinta ataupun benci kepada seseorang membuat kita bersikap tidak adil dan tidak jujur.

" Allah swt berfirman :




Artinya : "hai orang-orang beriman, hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan ( kebenaran ) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap suatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil." ( QS. Al-Maidah : 8 )

Telah di riwayatkan ketika nabi muhamad saw berumur tiga puluh lima tahun, orang arab quraisy memperbaiki ka'bah karena rusak di sebabkan banjir. Beliau sendiri turut bekerja bersama dengan mereka. Setelah pekerjaan itu selesai, Ketika tinggal mengangkat hajral aswad ( batu hitam ) ketempat semula. Terjadilah perselisihan di antara kabilah-kabilah arab. Pereselisihan itu makin lama makin memanas sehingga di khawatirkan dapat menimbulkan pertumpahan darah, karna mereka menganggap pekerjaan itu suatu perbuatan yang amat mulia sehingga masing-masing ingin mengangkatnya.Untuk menghindari terjadinya pertumpahan darah maka di ambillah suatu keputusan yaitu siapa yang pertama kali masuk kedalam masjid maka dialah yang akan menjadi hakim. Tepatlah pada hari itu nabi muhammad saw yang pertama kali masuk kedalam masjid. Kemudian Rasulullah saw dengan adil dan bijaksana maka dibentangkannyalah sehelai kain kemudian di angkatnya hajral aswad itu dan di letakkannya di atas kain tersebut, lalu di mintanya kepada tiap-tiap kabilah arab yang berselisih tadi supaya turut memegang tepi kain itu dan bersama-sama mengangkatnya ketempat semula. Dengan keputusan Rasulullah saw yang adil dan bijaksana itu, terhindarlah perselisihan yang hampir menimbulkan pertumpahan darah itu.
Menurut islam, semua manusia mempunyai kedudukan yang sama di depan hukum. Semua manusia harus di perlakukan sama sesuai azas keadilan dan kebenaran, walaupun terhadap diri sendiri, orang tua, kerabat dan anak kandung sekalipun.
" Cobalah Perhatikan Sikap Rasulullah Yang Bersumpah :



"Artinya : " Demi Allah, andai kata Fatimah binti Muhammad mencuri, niscaya aku
sendiri yang akan memotong tangannya". ( HR. Bukhari dan Muslim ).

Tegasnya , islam menghendaki agar setiap mukmin, menjadi pejuang- pejuang yang terus-menerus siap menegakkan kebenaran dan keadilan di tengah-tengah masyarakat yang sesuai dengan hukum-hukum allah Swt. Jelasnya, setiap orang mukmin wajib menegakkan keadilan dan kebenaran.
" Allah Swt berfirman :



" Artinya : " Kebenaran itu dari tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk
orang-orang yang ragu". ( QS. Al-Baqoroh : 147 )


. D. RASULULLAH SEBAGAI POLITIKUS

Tanpa" politik " apakah agama islam yang dibawa rasulullah ini, bisa berkembang dengan cepat"?, Muhammad Rasulullah Saw yang di utus oleh Allah menjadi seorang nabi dan rasul. Dalam islam, di bedakan seorang nabi dan rasul. Nabi adalah seseorang yang menerima wahyu, namun tidak di haruskan oleh tuhan untuk mendakwahkan kepada masyarakat. Sedangkan Rasul menerima wahyu di haruskan untuk menyebarkannya. Muhammad Rasulullah saw di utus Allah swt menjadi seorang nabi dan rasul untuk memberi petujuk dan ajaran kepada manusia agar manusia di dalam hidupnya tidak terjebak oleh ajakan dan bujuk rayu hawa nafsu setan yang menyesatkan.

Sangat banyak yang harus kita teladani dari kehidupan rasulullah saw sebagaimana yang tercantum di dlam sejarah kehidupanya. Setelah junjungan kita nabi muhammad di angkat menjadi Rasul, beliau tidak henti-hentinya mendakwahkan agama islam di kalangan kafir Quraisy yang mula-mula di lakukan secara sembunyi-sembunyi selama tiga tahun lamanya, barulah beliau di perintahkan Allah Swt untuk menyebarkan agama islam secara terang-terangan, semenjak itu mulailah beliau menyebarkan agama islam pada tempat-tempat yang terbuka di hadapan orang banyak.

" Baia' Turridwan"

Pada permulaan bulan zulkaidah tahun keenam hijriah. Nabi muhammad saw berangkat menuju kota mekah, bertujuan hendak mengerjaka ibadah umrah dengan lebih kurang seribu empat ratus orang pengikutnya.ketika mereka sampai di Hudaibiah, kira-kira satu hari lagi perjalanan sampai di kota mekah, di khabarkan kepada beliau bahwa orang mekah tidak mengizinkan Rasulullah dan pengikutnya masuk ke kota mekah.

Lalu di utusanya Usman bin Affan menyatakan maksud kedatangannya hanya untuk mengerjakan Umrah bukan hendak berperang. Tetapi utusan rasulullah saw di tahan mereka dan di khabarkan telah di bunuh. Mendengar berita itu, Nabi lalu mengikat janji setia dengan sahabat-sahabatnya akan membela Usman, janji setia itu di namakan " BAIA'TURRIDWAN, Artinya, janji yang di ridoi, karna Allah Swt telah menyatakan keridoannya terhadap janji itu di dalam al-Qur'an surah Al-fatah : 18.

" Perdamaian Hudaibiyah"

Mendengar nabi telah mengikat janji setia itu, tambahlah khawatir orang mekah, lalu Usman bin Affan di lepaskan, dan mereka kemudian mendatangani surat perdamaian dengan pihak nabi Muhammad saw. Maksud perdamain itu adalah menghentikan perang selama sepuluh tahun lamanya, tiada boleh mengganggu, dan orang-orang boleh berpihak kepada nabi atau kepada musyrikin mekah, dan pada tahun itu nabi tidak di izinkan masuk ke kota mekah hanya di bolehkan pada tahun yang akan datang. Perjanjian ini di namakan " perjanjian Hudaibiyah "

" Mengajak Raja-Raja masuk islam"

Perdamaian hudaibiyah telah memberikan keuntungan yang besar kepada pihak nabi muhamad saw. Kaum muslimin mendapat kemerdekaan, dan bebas berjalan kemana-mana menyiarkan agama islam, dan orang-orang tiada takut lagi kepada musyrikin mekah untuk berpihak kepada nabi dan memeluk agama islam.

Setelah kembali dari perdamaian Hudaibiyah. Nabi Muhammad saw membuat satu setempel yang bertulis " MUHAMMAD DARRASULULLAH " di pergunaka untuk mencap surat- surat yang akan di kirim kepada raja-raja yang ada pada masa itu seperti , Raja Habsyah, Mesir, Romawi, Persia, dll. Untuk mengajak mereka memeluk Agama Islam. Di antara mereka ada yang mengirim balasan dengan baik, ada yang langsung masuk islam, ada yang mengirim hadiah dan ada pula yang menolak mauk Islam dengan sombong.

" Mekah di Taklukkan

Pada tahun kedelapan orang musyrikin mekah melanggar perjanjian Hudaibiyah, mereka menolong bani bakar yag memerangi suku bani Huja'ah yang telah berpihak kepada Rasulullah saw. Berangkatlah rasulullah saw dengan sepuluh orang pengikutnya pada pertengahan bulan ramadhan menuju kota mekah, kota itu di masuki dari dua penjuru, dari sebelah atas di pimpin oleh rasulullah saw dan dari sebelah bawah di pimpin oleh khalid bin walid, kota mekah di masuki tanpa perlawanan dari pimpinan rasulullah saw, sedangkan dari pimpinan khalid bin walid terjadi pertempuran kecil, karna musuh mencoba melawan sehingga orang mekah terbunuh duapuluh empat orang dan pihak islam dua orang.

" Pembebasan Kota Mekah "

Setelah mekah di taklukkan oleh Rasulullah saw, orang-orang berkumpul di sekelilingnya sambil menunggu dengan cemas, apakah yang akan dilakukan Rasulullah saw terhadap penduduk mekah yang telah memusuhinya dengan laku yang amat kejam.

Kemudian nabi berkata : Hai sekalian orang-orang kuraisy , apakah yang akan aku perbuat kepadamu ?..."Jawab ; ' Tuan akan berbuat baik karna tuan seorang yang amat mulia. Nabi muhammad saw lalu berkata, : Pergilah, kamu semua sudah dibebaskan .

Maka pada hari itu banyaklah penduduk mekah laki-laki, perempuan, tua dan muda datang kepada rasulullah saw untuk memeluk agama islam.

Selama 23 tahun memperjuangkan agama islam, beliau dan para pengikutnya banyak sekali menghadapi tantangan, ancaman, dan penganiayaan dari kalangan kafir quraisy seperti Abu jahal dan Abu lahab. Tetapi rasulullah saw tetap teguh menyebarka ajaran-ajaran agama islam. Dalam kariernya selama 23 tahun rasulullah telah melakukan reformasi moral melalui karier kenabian dan kerasulannya, beliau juga melakukan reformasi sosial dan politik. Melalui pembentukan syistem masyarakat dan politik di madinah.

Telah di riwayatkan setelah rasulullah saw hijrah kemadinah, beliau bermusyawarah dengan para sahabat tentang sikap yang harus mereka ambil terhadap tawanan perang. Ketika itu, umar bin khatab ra berpendapat bahwa sebaiknya semua tawanan perang itu di bunuh saja. Menurut umar ra, mereka telah memusuhi, memerangi, dan membunuh kaum muslimin sehingga pantas untuk di bunuh. Akan tetapi, Rasulullah saw yang mulia berpikiran lain, beliau berkata .

" Tawanan-tawanan perang itu jangan di bunuh, sebaiknya di antara mereka yang pandai baca tulis setiap masing-masing di perintahkan unuk mengajar membaca dan menulis kepada sepuluh orang muslim.''

Dari ungkapan rasulullah saw tersebut, jelaslah bahwa Rasululah saw selain sebagai nabi dan rasul beliau juga sebagai pemimpin agama, negara dan sebagai seorang politikus, Karna beliau bukan hanya memikirkan tindakan sesaat, melainkan memikirkan kepentingan umum jauh kedepan.

Demikianlah Rasulullah saw, pribadi yang senantiasa memperhatikan kepentingan orang lain (umat) dan mengenyampingkan kepentingan kepuasan dirinnya semata-mata.


** Allahuma shalli' ala syaidina Muhammad wa'ala ali syaidina muhammad **



BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN



A.Kesimpulan

Demikianlah, seorang yang mulanya yatim piatu yang tidak pernah belajar dan akhlak-akhlaknya seperti yang telah di terangkan dalam masa 23 tahun saja telah dapat membuat perubahan-perubahan yang amat besar, membangunkan suatu amanah, mengembangkan suatu agama dan menegakkan suatu Negara yang demikian sempurna keadaanya. Di junjung dan di hormati orang berabad-abad lamanya diseluruh dunia, selama dunia masih terbentang, belum pernah lahir seorang manusia seperti ini. Itulah mukzizat yang dengan nyata-nyata menunjukkan bahwa tuhan senantiasa memberi tuntunan dan pertolongan kepadanya. Sebagai bukti atas kebenarannya menjadi nabi dan Rasul Allah swt.



B. Saran

Sebagai catatan, apabila kita ingin mengikuti jejak Rasulullah saw, maka intaksi kita dengan al-Qur'an semakin di perdalam dan perilaku yang di contohkan Rasulullah saw diaplikasikan dalm kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, maka kita dapat dikatakan meneladani Rasulullah saw. Dengan hal tersebut, apabila kita berusaha keras mengenal dan mengamalkan apa-apa yang ada pada diri Rasulullah Saw, Insya Allah kita akan mendapat keuntungan yang dapat segera di rasakan manfaatnya didunia telebih diakhirat kelak.


"' Wasallallahhungalaihi Wangala Aalihi wasahbihi Wasallam ,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar